Tujuan Pacaran

Apakah tujuan dari berpacaran itu? apakah hanya sekedar memiliki suatu hubungan yang lebih dari pada yang lain? ataukah hanya status saja? Beberapa bulan yang lalu, aku diberi artikel mengenai tujuan dari berpacaran itu. Artikel itu diambil dari Everyday is a New Beginning salah satu blog kristen yang ada saat ini. Berikut isi artikel tersebut.


Pembahasan hari ini adalah mengenai “Tujuan Pacaran”. Dalam salah satu talk show di gereja saya mengenai pacaran disebutkan bahwa pacaran hanyalah suatu sarana dan bukan tujuan akhir.
Jadi Anda berpacaran itu bukan goalnya, tapi itu hanya suatu sarana untuk mencapai goal. Goalnya sendiri adalah kehidupan berkeluarga: menikah. Dalam Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu tidak dikenal istilah pacaran, yang ada adalah tunangan. Namun kalaupun mau pacaran itu tidak dilarang, tetapi jelas pacaran itu bukan tujuan akhir.

Tujuan dari pacaran adalah:

1. Menemukan pasangan yang sepadan dengan kita.

Kejadian 2:18: TUHAN Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.”

Kriteria sepadan telah saya bahas dalam “Cinta, Jatuh Cinta, dan Pasangan Hidup”.

2. Bisa menemukan orang yang dapat menghadapi kelemahan kita dan sebaliknya.

Pengkotbah 4:9-10: Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!

Jika Anda saat ini berpacaran tetapi ternyata pasangan Anda tidak mampu membantu Anda saat Anda dalam kondisi lemah atau hanya Anda yang membantu dia tapi dia tidak membantu Anda, ini berarti bukan pasangan yang sepadan dengan Anda.

Bila ini yang terjadi saya sangat menganjurkan kepada Anda untuk membicarakan ini kepada pasangan Anda dan membantnya untuk bertumbuh lebih lagi sehingga bisa menjadi pasangan yang sepadan dengan Anda. Selain itu juga perlu senantiasa membawa hubungan Anda dalam doa.
Jika memang si dia bukan pasangan yang sepadan dengan Anda, kemungkinan besar akan berakhir juga. Namun ada pula pasangan yang awalnya kurang sepadan, namun si pasangan bersedia mengejar ketertinggalannya dan menjadi sepadan.

3. Bisa menemukan orang yang dapat mendorong, menguatkan, dan menyemangati kita, begitu juga sebaliknya.

Yohanes 14:16: Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,
Seperti sudah dibahas dalam pembahasan kemarin “Keterbukaan vs Konflik”, kata encouragement (mendorong, menguatkan, memberi semangat) itu menggunakan kata yang sama dengan Penolong (Roh Kudus).
Jika pasangan Anda tidak pernah mendorong, menguatkan, dan menyemangati Anda, ini ada sesuatu yang salah. Begitu pula bila Anda tidak pernah melakukannya. Jika hanya salah satu pihak yang melakukannya maka ini adalah sesuatu yang keliru.

Hubungan hanya dapat terjadi bila terjadi saling. Tanpa saling ini, maka tidak mungkin hubungan dapat terjadi. Bila dua orang dalam hubungan sama sekali keduanya tidak melakukan saling mendorong, menguatkan, dan menyemangati, maka sebentar saja hubungan ini akan hancur.

4. Menghasilkan buah. Seperti yang telah saya bahas dalam “Purpose, Vision, and Mission in Your Life (Trilogi-1)”, tujuan hidup kita adalah menghasilkan buah. Dalam apapun yang kita lakukan, termasuk dalam berpacaran kita perlu menghasilkan buah.

Buah yang dimaksud adalah buah Roh.

Galatia 5:22-23b: Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri.
Coba cek apakah dalam hubungan Anda dengan kekasih Anda, kalian berdua semakin menghasilkan buah Roh? Jika hanya salah satu saja, ini adalah hubungan yang tidak sepadan. Semakin banyak Anda berdua menghasilkan buah Roh, berarti Anda telah menemukan pasangan yang tepat.

5. Memuji dan memuliakan Tuhan.

Filipi 1:11: penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah.

Bila Anda dan pasangan Anda menghasilkan banyak buah Roh, pastilah dalam hubungan kalian itu membuat kalian semakin memuji dan memuliakan Tuhan dan juga membuat orang-orang lain di sekitar Tuhan memuji dan memuliakan Tuhan karena melihat buah Roh yang kalian berdua hasilkan.

6. Membuat komitmen dan rencana bagi pernikahan.

Lukas 16:10: “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.

Jika dalam hubungan pacaran, Anda atau pasangan Anda tidak bisa setia dan berkomitmen saat itu, apalagi membuat rencana pernikahan, sebaiknya Anda tidak melanjutkan hubungan pacaran Anda. Untuk memulai pernikahan dimulai dari pacaran, tanpa komitmen dan rencana ke depan, hubungan pacaran Anda akan tidak memiliki arti.

Jadi bila saat Anda berpacaran dan tujuan pacaran ini tidak tercapai, saya sangat menyangsikan bahwa pasangan Anda saat ini adalah pasangan yang tepat yang dipilih Tuhan bagi Anda.

Semoga kita semua mengerti tujuan berpacaran yang benar dalam Tuhan.

Amin.


Setelah membaca artikel tersebut, aku memiliki pandangan tersendiri atas artikel tersebut. Di beberapa postingan berikutnya aku akan mengutarakan pandanganku akan pacaran itu sendiri sesuai dengan yang tertulis di artikel tersebut.


-God Bless Us-

2 comments: (+add yours?)

Chang Khui Fa said...

Thx untuk artikelnya.

Di sini ada link untuk memahami pacaran yang benar, silahkan dilihat. Pasti akan memberkati Anda!

http://datinginsightindonesia.wordpress.com

rinda septiani said...

tujuan akhirnya ya menikah

Post a Comment